Senin, 30 Mei 2011

Menjawab Murtadin Ma'had NII Al Zaytun (2): Kristen Agama Damai Islam Agama Perang?


Selain memberikan kesaksian di tabloid rohani Kristen, Saifuddin Abraham juga mengumbar alasan-alasan murtad dari Islam dan beralih menjadi penginjil Kristen dalam buku biografinya. Dalam buku testimoni 138 halaman yang ditulisnya, bekas ustadz Ma’had NII Al-Zaytun asal Bima NTB ini bercerita bahwa salah satu alasan dia meninggalkan Islam dan beralih menjadi Kristen, karena menurutnya Islam mengajarkan perang dan radikalisme, sedangkan Kristen tidak mengajarkan perang sama sekali. Menurutnya, ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an yang memperbolehkan untuk membunuh orang kafir di mana saja mereka berada. Tiga ayat yang dimaksud adalah Al-Baqarah 191, At-Taubah 5, At-Taubah 29. Terhadap ayat-ayat ini, Saifuddin berkomentar menantang:

“Saya tidak menemukan ayat dengan fi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang secara gamblang menyuruh membunuh orang, dan juga tidak menemukan ayat dalam kitab Tripitaka atau kitab Wedha perintah yang sama. Ini harus menjadi perhatian para ulama dan pendeta untuk membimbing umat dengan arif, penuh toleran dan damai.” (hlm. 35-36).

Menuding Islam sebagai agama sadis yang menyuruh umatnya untuk membunuh orang Kristen secara biadab sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur'an, adalah sebuah pembodohan dan pembohongan agama. Karena ayat-ayat yang berbicara dalam konteks perang terhadap kafir harbi (orang kafir yang melakukan permusuhan) ini hanya berlaku dalam situasi perang, tidak dalam kondisi damai.

Dalam peperangan, teori apapun pasti menyatakan boleh bahkan wajib mengangkat senjata untuk melawan dan memerangi musuh yang zalim dan terlebih dahulu melakukan penyerangan dan pembunuhan. Jadi, tidak ada yang aneh dalam syariat perang yang diajarkan Al-Qur'an.

Saifuddin masuk Kristen karena menganggapnya sebagai agama kasih yang jauh dari perang dan pembunuhan. Sehingga ia berani berkata lantang: “Saya tidak menemukan ayat dengan fi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang secara gamblang menyuruh membunuh orang.”

....Saifuddin tidak paham Bibel. Ayat perang yang sangat buas justru diperagakan dengan kalimat sadis 'Bunuhlah dan tumpaslah'...

Pernyataan ini membuktikan bahwa Saifuddin sangat tidak paham terhadap Alkitab (Bibel), kitab suci barunya. Dalam Bibel, ayat perang yang sangat buas justru diperagakan oleh Tuhan. Dengan kalimat sadis “Bunuhlah dan tumpaslah,” Tuhan Yang Maha Kasih dalam Bibelnya Saifuddin juga mengeluarkan fi’il amar untuk menumpas habis semua penduduk dan makhluk bernyawa, sampai punah tanpa belas kasihan sama sekali:

“Majulah ke negeri Merataim, majulah menyerangnya dan menyerang penduduk Pekod! Bunuhlah dan tumpaslah mereka, demikianlah firman Tuhan, lakukanlah tepat seperti yang Kuperintahkan!” (Yeremia 50:21).

”Karena Tuhan yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” (Yosua 11:20).

”Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apa pun yang bernafas, melainkan kau tumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu(Ulangan 20:16-17, baca selengkapnya ayat 1-20).

Bahkan sekedar untuk membalaskan dendam Israel kepada orang Amalek, Tuhan dalam Bibel mengeluarkan perintah (dengan fi’il amar) untuk membunuh dan menumpas seluruh rakyat dan binatang ternak tanpa ada belas kasihan sedikitpun, baik laki-laki, perempuan, anak balita, maupun binatang ternak (1 Samuel 15: 1-11).

...Sekedar untuk membalaskan dendam, Tuhan dalam Bibel mengeluarkan perintah untuk membunuh dan menumpas seluruh rakyat dan binatang ternak tanpa belas kasihan....

Di ayat lain Tuhan memerintahkan Yosua untuk melakukan membantai semua penduduk, membunuh semua makhluk yang bernafas, menjarah harta dan membakar kota (Yosua 11:6-15).

Tanpa banyak komentar, semua orang bisa melihat dalam ayat-ayat Bibel tersebut Tuhan memerintahkan (dengan fi’il amar) untuk membuang belas kasihan dalam membunuh dan menumpas seluruh penduduk yang bernyawa baik manusia dewasa, wanita, anak balita maupun binatang. Membaca ayat-ayat Bibel tersebut, sungguh terlalu bila Saifuddin tidak tercelikkan matanya, dan keukeuh meyakini Tuhan Bibel tidak pernah menyuruh orang untuk membunuh.

Situasi ini berbeda dengan konsep Islam yang membolehkan memerangi kafir harbi dengan sepenuh etika dan aturan kemanusiaan yang tidak boleh dilanggar, antara lain: tidak boleh berlebih-lebihan dan melampaui batas (Qs. Al-Baqarah 190); dilarang melakukan penyiksaan, mutilasi, mengorbankan anak-anak, dan membunuh orang di rumah ibadah (HR Muslim).

Alasan Saifuddin meninggalkan Islam lalu beralih menjadi Kristen dengan alasan Islam mengajarkan radikal sedangkan Kristen mengajarkan kasih, adalah alasan yang keliru bahkan terbalik. Dengan kata lain, Saifuddin murtad karena pemahaman yang keliru dan terbalik.

....Saifuddin murtad karena pemahaman yang keliru dan terbalik...

Saifuddin Abraham harus merenung dan berpikir ulang dengan hati nurani yang jernih terlepas dari berbagai keinginan, nafsu kedagingan dan iming-iming duniawi. Karena fakta sejarah maupun teologis, justru bertolak-belakang dengan alasan yang dijadikan alasan Abraham untuk pindah agama.

Semoga dengan fakta-fakta yang terungkap dalam artikel ini, Saifuddin bisa mengambil ibrah. Jika tidak, maka benarlah firman Allah dalam surat Hud 24, bahwa perbandingan golongan kafir dan golongan mukmin itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Tidakkah Saifuddin mengambil pelajaran daripada perbandingan itu? [Tim Fakta/Sabili]

READ MORE - Menjawab Murtadin Ma'had NII Al Zaytun (2): Kristen Agama Damai Islam Agama Perang? r: both;'/>

Minggu, 08 Mei 2011

Nabi mohon ampun berarti pendosa ?


Beberapa hadits yang menyatakan Rasulullah berdoa dan memohon ampunan Allah dijadikan alasan bahwa Rasulullah adalah seorang pendosa. Tuduhan ini ia kuatkan dengan beberapa hadits yang dipahami keliru seperti pada hadits tentang air susu onta yang sudah kita bahas sebelumnya..

Memohon ampunan Allah adalah sikap para nabi-nabi yang diajarkan kepada umatnya, dan hal itu sama sekali tidak menunjukkan suatu kelemahan apalagi dikatakan sebagai seorang pendosa. Hanya orang yang suka mendongakkan kepala saja yang mengatakan hal itu sebagai suatu kekurangan.

Nabi Musa As. juga berdoa memohon ampunan Allah atas kesalahan membunuh orang Mesir yang telah membunuh orang Ibrani.42 Nabi Isa As. (Yesus) juga melakukan hal yang sama, sebagaimana doa yang beliau ajarkan kepada para murid­muridnya:

"dan ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni mengampuni orang yang bersalah kepada kami; " (Matius 6: 12).

Mungkin saja otoritas gereja berkilah bahwa doa di atas hanyalah sekedar ajaran yang tidak menunjukkan bahwa Yesus pernah berdosa, namun demikian tidak ada bukti-bukti yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah bersalah, namun sebaliknya beliau malah dibabtis oleh Nabi Yahya, yang melembagakan pembabtisan sebagai simbol pengampunan bagi orang bertobat. Jika pemikiran ungul-mengunggul atau setidaknya membedakan antara para nabi Allah ini dituruti, maka mestinya nabi Yahya lebih suci dari Yesus, sebab Yohaneslah yang membabtisnya di sungai Jordan. Namun demikian pemikiran semacam itu ditolak keras oleh Islam, sebab pada dasarnya mereka semuanya adalah manusia suci ciptaan Allah, dan sebagai ciptaan kesalahan kecil dari mereka mungkin saja terjadi, dan itu tidak mengurangi kredibelitas mereka sebagai pembawa wahyu, justru hal itu menyatakan bahwa mereka hanyalah manusia utusan Allah yang di utus kepada manusia.

Dr. Sanihu Munir, yang juga mengomentari masalah ini, mengutip pernyataan Yesus dalam Naskah Laut Mati yang menyatakan bahwa Yesus memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosanya, seperti kutipan dalam Rule of Community 11: 9-10, berikut ini:

"Dan saya (saya tergolong) manusia yang jahat dan termasuk dalam kelompok orang yang keji. Ketidak adilan saya, pelanggaran-pelanggaran saya, dosa-dosa saya... (Termasuk) dalam golongan yang hina dan yang berada dalam kegelapan".43

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Yesus, ketika menjawab pertanyaan muridnya yang menyebutnya "guru yang baik":

Apakah sebabnya engkau katakan aku ini baik? Seorangpun tidak yang baik, hanya Satu, yaitu Allah. " (Markus 10:18).

Al-Qur'an, yang mencantumkan do'a nabi Adam sebagai bapak manusia, dan menjadi do'a umat Muslim sehari-hari, menyatakan:

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang­orang yang merugi ". (Al-a'raf 7:23).

Apa yang telah dicontohkan oleh para nabi termasuk Yesus dan Rasulullah Muhammad, hendaklah menjadi contoh bagi umat masing-masing. Amatlah naif jika umat nabi Isa tidak mau memohon ampun langsung kepada Allah, karena merasa dosanya sudah ditanggung oleh sang nabi sendiri, padahal Yesus menyatakan :

"Sebab anak manusia akan datang dalam kemuliaan Bapaknya, diiringi malaikat malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya ". (Matius 16-27).

Yesus yang dengan tegas menyebut dirinya "anak manusia", menyatakan bahwa pembalasan (pada hari pembalasan) bagi setiap orang sesuai kesalahan masing-masing. Pembalasan itu termasuk bagi mereka yang menyebut Yesus sebagai "anak Tuhan", sebab tidak mungkin Yesus yang tidak ingin dikultuskan mau menolong umatnya yang tetap mengkultuskan dirinya. Jadi bagaimana dengan doktrin "dosa warisan" dan "penebusan" lewat pendeta atau Kardinal gay yang baru dilantik di New Hampshire?

READ MORE - Nabi mohon ampun berarti pendosa ? r: both;'/>

Minggu, 01 Mei 2011

khitan nya para nabi .


Ditinjau dari sisi sejarah, ternyata khitan (sunat) telah dikenal kira-kira 100 tahun sebelum Masehi. Ada beberapa alasan mengapa orang melakukan sunat. Philo, seorang Yahudi, mengungkapkan empat alasan orang melakukan khitan (sunat) :
1. Alasan kesehatan, untuk menghindari penyakit kelamin yang pada waktu dulu belum ditemukan obatnya.
2. Untuk mencapai kebersihan badan yang paling sempurna, terutama untuk kaum Paderi.
3. Suatu anggapan bahwa kelamin lelaki memiliki nilai yang sama dengan kasih (hati), sumber spritual dan intelektual.
4. Dengan bersunat berarti akan bertambah subur dan banyak anak.

Kejadian 17:12 menganjurkan anak lelaki dikhitan dalam usia 8 hari. Itulah sebabnya Nabi Isa as. pun dalam usia 8 hari dikhitan, kemudian secara resmi diberi nama Yesus (Lukas 2:21). Setelah itu, beliau dibawa ke Bait Allah di Yerussalem untuk diserahkan kepada Tuhan (Lukas 2: 22 dan 27) dan diberkati oleh Simeon ( Lukas 2 : 34 ).
Yesus dikhitan di samping dasar hukumnya telah disebut di atas, juga bersumber dari Imamat 12:1 s/d 8jo. Keluaran 13:2, sebagaimana para nabi lainnya pun semuanya dikhitan. Mereka antara lain :
- Adam ( Injil Barnabas 23 : 1 � 15 ). Maka tepatlah apa yang termaktub dalam Yahya 7 : 22 �Maka Musa sudah memberi kamu hukum bersunat itu, bukan asalnya dari Musa, melainkan dari nenek moyangmu.�
- Ibrahim, Ismail, dan Ishak ( Kejadian 17 : 24 � 26 dan 21 : 4 )
- Sampai zaman Harun dan Musa, khitan tetap berlaku ( Keluaran 12 : 43 )
- Yahya ( Yohanes ) dan Yesus dikhitan dalam usia 8 hari ( Lukas 1 : 59 � 60 dan 2 : 21 � 22 )

Kisah Haji dan Khitan di Masa Nabi Ibrahim

Sesudah Ka’bah berdiri, Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah SWT, agar memanggil kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji, mengunjungi Baitullah, baik yang dekat dengan Ka’bah maupun yang jauh, sesuai surah Al-Hajji ayat 27, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Pada saat berusia 90 tahun (sebagian riwayat menjelaskan pada usia 80 tahun), Nabi Ibrahim menerima perintah Khitan, maka Nabi Ibrahim pun mengkhitan dirinya. Sedang Ismail di khitan pada usia 13 tahun (dalam kitab Injil Barnabas diterangkan, dulu Nabi Adam AS, berdosa setelah memakan buah yang dilarang Allah, buah Khuldi, setelah bertobat, dan diampuni dosanya oleh Allah, Nabi Adam bernazar, akan memotong sebagian dagingnya, kemudian Malaikat menunjukkan bagian daging yang dipotong, yakni pada bagian yang dikhitan). Selanjutnya khitan menjadi syariat agama Islam.

jadi khitan bukan hanya ajran nabi muhammad. tapi khitan adalah perintah Alloh kepada keturunan adam sebgaiamna di contohkan oleh para nabi, dan isalm erupaya untuk mengajak seluruh umat mansuai , ahli kitab , yahudi nasarni untuk kebali kepada ajran para nabi terdahulu .......


READ MORE - khitan nya para nabi . r: both;'/>