Kamis, 31 Maret 2011

NEGARA MISKIN ( entah kristen maupun islam ... ? )

Banyak saudra kita yang kristen menilai suatu agma di lihat dari hanya dari nilai material ( harta , gaya hidup, dsb ) agama mana yang paling benyak penganutnya maju, kaya, dan makmur serba kesukupan dan bergaya hidup mewah itulah agama yang benar ...... sebaliknya agma yang penganutnya banyak yang miskin, terbelakang, belum maju, berpenampilan ,,,,, jadul.... di simpulkan sebagai agama yang keliru dan salah ...... benarkah demikian ? beanarkah tolak ukur kebenaran suatu agama hanya dari materi saja, gaya hidup dsb..?
harta , kemakmuran dan kemajuan teknolgi bukanlah indiktor utama untuk menilai kebeanaran ssuatu agama karena inti dari ajaran agama bukanlah perintah untuk mencari harta, bermewah mewahan, gaya dsb ,, tapi agama memerintahkan kita untuk yakin akan adanya tugan itu ... menjalankan apa yang di printah dan menjauhi laranganya ..... dalam kondisi apapun kita di harukan tetep taqwa padaNya. entah di saat kesusahan, maupn dalam kesenangan ,
baik di saat kit
a kaya
maupun miskin. barang siapa yang lalai ( sombong, lupa akan
bersyukur, bersedekah , dsb ) setelah di beri kenikmatan , kekayaan , maka sejatinya ia adalah hamba yang gagal, sedang barang siapa yang dalam kondisi susah, miskin , hina (di mata manusia) ,, tapi ia tetap bersyukur dan bertqwa pada tuhan ( ia tak mencuri , mengeluh, dan putus asa ) maka sejatinya ia adalah hanba yang sejati...
tidak hanya islam yang mengjarkan bahwa hrta adalah sebuah ujian bukan semata2 sebaiak nikmat. nabi nabi terdahulu juga mengjarkan hal sedemikian ..... yang dalam kristen dapat kita cermati dalam beberapa ayanya berkut ...


Negara-negara yang mayoritas rakyatnya beragama Kristen/Katolik kehidupannya tidak maju-maju, bahkan sebagian di antaranya tetap miskin.
Amerika Latin: Meksiko, Argentina, Brazil, Kolombia, Venezuela, Peru, Kuba, Ekuador, Jamaika, Paraguay, Chili, Bolivia, Guyana, Suriname, Uruguay, Bahama, Dominika, Elsalvador, Nikaragua, Panama, Kosta Rika, Honduras, Trinidad & Tobago, Guatemala, Haiti, Belize, Grenada, Rep Dominika, Puerto Riko, Saint Lucia.

- Afrika: Ethiopia, Eritrea, Rep. Kongo, Chad, Zimbabwe, Mozambiq, Angola, Madagaskar, Namibia, Rep. Afrika Tengah, Uganda, Zambia, Botswana, Gabon, Pantai Gading, Guinea, Sierra Leone, Kamerun, Rwanda, Burundi, Togo, Malawi, Burkina Faso, Kenya, Jibouti, Ghana, Rep. Demokratik Kongo, Mauritania, Mauritius, Komoro.

Kenapa ajaran Kristen sangat MEMBENCI KEKAYAAN…?
Matius 19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang KAYA untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Matius 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang KAYA masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Lukas 6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang KAYA, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.

Yakobus 5:1 Jadi sekarang hai kamu orang-orang KAYA, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!

Yakobus 5:2 KEKAYAANMU sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!

Yakobus 1 : 10 dan orang KAYA karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.

Bukankah dalam dunia ini :
Sumber dari segala kejahatan, perampokan, pelacuran, pembunuhan adalah kemiskinan di tambah minimnya keimanan . sesorang.

jadi harta bukanlah rujukan untuk menentukan kebenaran suatu agama ..... miskin kaya itu ketetapan Alloh .... dan itu merata .. oarng isalm ada yang msikin dan ada pula yang kaya, ada ynag masih terbelakang dan sudah maju cerdas,

MAKANYA JANGAN SUKA PAMER KEKAYAAN
READ MORE - NEGARA MISKIN ( entah kristen maupun islam ... ? ) r: both;'/>

Minggu, 27 Maret 2011

Ingin Memahami Islam, Pendeta di AS Praktek Salat dan Puasa


Ketika seluruh dunia mencaci maki Islam dan Muslim saat tragedi serangan 11 September 2001, sebuah situasi yang terduga terjadi. Peristiwa itu justru membuat banyak non-Muslim di seluruh dunia, utamanya di AS, ingin tahu lebih jauh tentang Islam, mereka mempelajarinya dan akhirnya banyak yang masuk Islam. "Blessing in disguise", sebuah berkah yang tersembunyi, begitu kata pepatah Inggris.

Sekarang, perdebatan Islam dan Muslim kembali menghangat di AS setelah Kongres AS mengabulkan usulan Senator Peter King untuk menggelar rapat dengar pendapat soal meluasnya radikalisasi di kalangan umat Islam Amerika. "Berkah tersembunyi" bukan tak mungkin terjadi lagi, gelombang orang Amerika yang ingin belajar Islam atau masuk Islam akan semakin bertambah.

Salah seorang warga AS yang jadi berminat mempelajari Islam menyusul kontroversi ide Peter King itu adalah seorang pendeta gereja Episkopal bernama Steve Lawler. Ia bahkan mencoba berpuasa, mempelajari Al-Quran dan melakukan salat untuk memahami agama Islam.

Pada harian St. Louis Post-Dispatch, Pendeta Lawler menyatakan, ia bisa saja cuma duduk dan mempelajari literatur ilmiah tentang Islam. Tapi itu berbeda dengan jika ia mempraktekkan sendiri apa yang diajarkan Islam.

"Anda bisa berpikir tentang melakukan sesuatu, tapi begitu Anda melaksanakannya, Anda benar-benar akan merefleksikannya," kata Pendeta dari Gereja Episkopal St. Stephen di Ferguson.

Oleh sebab itu, ia mulai salat lima kali sehari dan berpuasa selama satu bulan, seperti puasa bulan Ramadan. Pendeta Lawler juga mempelajari Al-Quran serta tidak minum minuman keras serta tidak makan daging babi yang dilarang dalam ajaran Islam.

Dikecam Gereja

Apa yang dilakukan Pendeta Lawler menuai kritik dari para pemuka gereja di AS, yang bahkan mengancam akan memecat Lawler dari jabatannya sebagai pendeta.

"Dia tidak bisa menjadi seorang Kristiani sekaligus seorang Muslim. Jika ia memilih untuk menjalankan peribadahan seorang Muslim, maka ia harus melepas identitas kekristenannya dan melepas jabatan pendetanya di gereja," kritik Uskup Bishop George Wayne Smith dan Keuskupan Episkopal di Missouri.

Smith berpendapat, Pendeta Lawler sudah "mempermainkan" agama orang lain dan akan menimbulkan anggapan bahwa ia melecehkan agama lain, dalam hal ini agama Islam.

"Saya meyakini bahwa ia berusaha atau sedang berusaha untuk mencapai pemahaman yang dalam tentang Islam. Itu mengagumkan. Tapi apa yang dilakukannya, dengan berpura-pura sebagai seorang Muslim, itu namanya sudah melecehkan agama lain," tukas Smith.

Menanggapi kritikan itu, Lawler menyatakan memahami kekhawatiran Uskup Smith. "Saya tahu, saya melangkah ke dalam semua ini, sebagai sebuah penemuan. Apa yang terjadi jadi berbeda dengan yang saya pikir selama ini, dan lebih kaya dari yang saya kira," jawab Lawler.

Lawler yang juga seorang profesor, mengajar tentang kepemimpin serta organisasi di Universitas Washington ini, sudah delapan tahun menjadi pendeta di Gereja Episkopal. Berbeda dengan gereka yang mengkritiknya, komunitas Muslim di AS menyatakan sama sekali tidak tersinggung dengan apa yang dilakukan Pendeta Lawler.

"Saya pikir itu ide yang bagus untuk memahami Islam dengan lebih baik," kata Mohammed Ibrahim, ketua direksi Islamic Foundation of Greater St. Louis.

"Kami menerimanya. Semua orang boleh datang dan melihat bagaimana kami salat di masjid dan bisa ikut salat jika mereka mau," sambungnya. Siapa tahu hidayah Allah Swt akan segera menghampiri Pendeta Lawler setelah ia merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang muslim. (ln/oin)

READ MORE - Ingin Memahami Islam, Pendeta di AS Praktek Salat dan Puasa r: both;'/>